Latest Entries »

Jumat kemarin puluhan ribu rakyat Palestina melangsungkan pawai demonstrasi di jalur Gaza, sebagai aksi solidaritas terhadap tawanan Palestina di penjara Zionis Israel. Mereka juga berjanji akan menculik tentara-tentara Zionis Israel hingga seluruh tawanan Palestina bebas.

Demonstrasi ini diorganisir oleh Hamas, di mana mereka bergerak dari 14 masjid di wilayah utara Gaza kemudian menuju ke Falujah, kamp Jabalia.

Salah seorang pemimpin gerakan Hamas sekaligus juru bicara parlemen Musyir Al-Mashri mengatakan, “Pesan yang kami sampaikan kepada para tawanan adalah, bahwa permasalahan mereka adalah masalah mendasar dan paling utama yang kami perjuangkan. Dan membebaskan para tawanan Palestina adalah termasuk dalam kamus perjuangan kami.”

Sedangkan pesan untuk Zonis, Al-Mashri mengatakan bahwa Zionis telah melakukan kejahatan yang belum pernah dipraktekkan sejarah, di mana Zionis melanggar seluruh hukum internasional dan kemanusiaan. Ini semua menunjukkan bahwa Zionis tidak mengenal kecuali bahasa teroris dan kejahatan.

Al-Mashri mengatakan, “Hari ini kami menyatakan, siapa yang berupaya menghapus Al-Aqsha maka dia akan dihapus, dan barang siapa yang ingin mematahkan semangat para tawanan, maka semangatnyalah yang akan dipatahkan.”

Para demonstran menekankan bahwa perlawanan adalah masih menjadi pilihan yang legal dan terbuka hingga terbebas semua tawanan insyaAllah. Di samping itu demonstran juga mengajak seluruh rakyat Palestina dan umat Islam untuk turut mendukung kebebasan tawanan Palestina. (msy/ikh)

Alquds – PIP: Surat kabar Israel Yedeot Aharonot menyebutkan bahwa sejumlah pemukim pendatang Zionis di Tepi Barat telah meminta larangan penggunaan pengeras suara untuk mengumandangkan adzan di masjid-masjid Palestina di Tepi Barat, dengan dalih menyebabkan gangguan pada mereka.

Dalam laporan edisi Kamis (22/9), Yedeot Aharonot menyebutkan bahwa sejumlah pemukim pendatang Zionis menunjukkan bahwa mereka tergannggu oleh suara adzan yang dikumandangkan di masjid-masjid Palestina. Untuk itu mereka memutuskan untuk menandatangani petisi yang melarang penggunaan pengeras suara untuk mengumandangkan adzan di masjid.

Dalam petisi tersebut disebutkan, “Kami ratusan ribu pemukim Yahudi di berbagai penjuru Israel, menderita gangguan setiap hari selama lima kali mulai dari pagi-pagi buta hingga berakhirnya siang, akibat suara adzan.”

Mereka menambahkan, “Kami meminta dibuat undang undang yang merang masjid-masjid menggunakan alat pengeras suara untuk mengumandangkan adzan. Siapa yang melanggar undang undang ini akan diberlakukan hukuman meliputi penjara dan denda.”

Disebutkan bahwa sejumlah masjid di Tepi Barat belakangan ini mengalami serangan dari para pemukim pendatang Zionis. Sementara pasukan penjajah Zionis Israel telah melarang kumandang adzan di masjid Ibrahimi di kota Hebron sebanyak 52 kali selama bulan Juli lalu, dengan dalih mengganggu pemukim pendatang Zionis. (asw)

Jumat, 12/08/2011 05:49 WIB

Rezim Israel benar-benar mempersiapkan diri untuk menghadapi aksi demonstrasi besar-besaran rakyat Palestina pada bulan September mendatang, ketika Otorita Palestina akan meminta pengakuan sebagai negara dan Sidang Umum PBB.

Rezim zionis itu meyakini pada saat yang sama akan terjadi aksi demonstrasi besar-besaran rakyat Palestina. Untuk itu, rezim zionis sudah mempersiapkan langkah antisipasi untuk menghadapi aksi unjuk rasa itu.

Israel sudah melakukan konsultasi dengan sejumlah negara dan meminta masukkan bagaimana sebaiknya Israel menangani para pengunjuk rasa. Bukan cuma itu, Israel juga sudah membeli berbagai persenjataan baru untuk membubarkan aksi massa, mulai dari gas air mata sampai gas yang mengeluarkan bau tak sedap, yang bisa membuat orang yang menghirupnya mengalami mual dan pusing-pusing.

Informasi terbaru dilansir surat kabar Israel Maariv yang menyebutkan bahwa Israel juga membeli kuda dari Belgia untuk memperkuat pasukan berkudanya saat menghadapi aksi unjuk rasa yang dikhawatirkan pecah pada bulan September mendatang.

Maariv melaporkan, sebuah pesawat jet pribadi pada Senin kemarin mendarat di bandara Israel Ben Gurion. Pesawat jet itu membawa 15 kuda dari Belgia. Kuda-kuda itu akan digunakan oleh polisi Israel untuk menghalau pengunjuk rasa.

Seroang pejabat senior di departemen operasional kepolisian Israel pada Maariv mengungkapkan, bahwa otorita Israel sudah membuat “daftar belanja” untuk antisipasi aksi demonstrasi besar-besaran pada bulan September mendatang. “Daftar belanja” itu termasuk berbagai jenis senjata dan kendaraan “tempur” untuk menunjang kerja aparat keamanan Israel.

Diantara peralatan yang akan dibeli Israel, menurut sumber tadi, adalah dua kendaraan penyiram air untuk membubarkan massa (water cannon), senjata khusus yang bisa memuntahkan peluru-peluru gas air mata dalam jumlah yang banyak dalam satu waktu dan bisa menjangkau jarak yang jauh, serta sebuah mesin yang mengeluarkan bunyi yang sangat bising.

Selain itu, polisi Israel juga sudah menyediakan stok gas air mata, peluru karet dan granat asap sebanyak-banyaknya untuk mengantisipasi kemungkinan aksi demonstrasi rakyat Palestina. (aisyah/Mn)

Utusan Khusus PBB untuk Timur Tengah Robert Serry mendesak otorita Israel untuk menahan diri setelah tentara zionis membunuh dua warga Palestina dalam penyerbuan ke kamp pengungsi di Ramallah.

Serry mengungkapkan “keprihatinan yang mendalam” atas pembunuhan yang dilakukan pasukan zionis terhadap warga Palestina dan meminta rezim zionis untuk melakukan upaya maksimum tidak melakukan kekerasan serta menyelidiki kasus pembunuhan tersebut. Ia juga meminta “semua pihak” untuk tenang.

Pasukan zionis Israel menyerbu kamp pengungsi Qalandiya, dekat Ramallah dengan dalih melakukan “penangkapan rutin” dan operasi penangkapan rutin itu sudah sesuai dengan prosedur. Namun dalam penyerbuan itu, tentara zionis menembak dua warga Palestina; Mutasim Issa Udwan,22 dan Ali Khalifa, 23.

Sejumlah saksi mata mengungkapkan, konfrontasi terjadi ketika tentara-tentara zionis menyerbu masuk ke rumah-rumah warga Palestina di kamp pengungsi itu. Tentara zionis melepaskan tembakan secara membabi buta. Udwan terkena tembakan di bagian kepala dan langsung meninggal di tempat. Sedangkan Khalifa terkena tembakan di bagian perut. Ia sempat bertahan beberapa saat sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir.

Juru bicara militer zionis mengatakan, pasukannya melepas tembakan karena lima tentara zionis terluka akibat lemparan batu yang diklaim dilakukan warga di kamp pengungsi.

Otorita Palestina mengutuk keras tindakan militer zionis dan mendesak agar dilakukan penyelidikan atas insiden tersebut. “Warga di kamp pengungsi Qalandiya sedang mempersiapkan diri menyambut hari pertama bulan Ramadan dan akan melaksanakan salat Subuh ketika mereka dihadang oleh pasukan zionis yang dengan keji menyerbu masuk ke dalam kamp untuk melakukan penangkapan ilegal dan menculik warga,” demikian pernyataan yang dirilis media center Otorita Palestina.

“Kemarin, Perdana Menteri Israel (Benjamin) Netanyahu menyampaikan ucapan selamat Ramadan pada negara-negara Arab dan Muslim di dunia. Tapi ucapannya disertai dengan serangan mematikan terhadap warga Palestina,” tukas Otorita Palestina.

Ketua hubungan media massa Otorita Palestina, Nabil Abu Rudeina mengungkapkan, rezim zionis meningkatkan serangan terhadap warga Palestina sejak Otorita Palestina menyatakan akan melakukan upaya ke PBB agar Palestina diakui sebagai negara dan anggota resmi PBB. (aisyah/mn)

Kamis, 04/08/2011 05:29 WIB

Perempuan Palestina Hana Shalabi, menjadi tahanan perempuan yang paling lama mendekam di penjara administratif Israel. Pasukan Zionis menculik Shalabi dan menyekapnya dalam penjara administratif pada tahun 2009.

Menurut Pusat Urusan Tahanan Palestina, sejak dijebloskan ke penjara, Shalabi tidak diizinkan mengontak keluarganya. Otorita Israel juga berulang kali menunda persidangan Shalabi dan tidak bisa membuktikan bukti hukum untuk menguatkan alasan Israel menahan Shalabi. Intelijen zionis Shabak, menolak untuk memberitahukan pada Shalabi mengapa perempuan Palestina itu ditahan.

Penjara administratif zionis Israel membolehkan pemerintah Israel menahan siapa saja yang dianggap mengancam keamanan zionis Israel tanpa dakwaan atau proses hukum. Data organisasi HAM Addameer menyebutkan, saat ini, ada sekira 800 warga Palestina yang berada dalam penjara administratif Israel.

Meski kebijakan penjara itu dikecam oleh para tahanan dan organisasi-organisasi hak asasi manusia internasional, namun zionis Israel terus melakukan penangkapan ilegal terhadap warga Palestina dan menjebloskan mereka ke penjara tersebut.

Sementara itu, Menteri Urusan Tahanan Otorita Palestina Issa Qaraqe menyatakan, otorita penjara Israel menolak memberikan dana tambahan untuk tahanan Palestina selama bulan Ramadan.

Para tahanan, kata Issa, meminta pihak penjara Israel menaikkan dana kesejahteraan tahanan sebesar 100 NIS dari dana yang dialokasikan saat ini sebesar 300 NIS per tahanan. Penambahan anggaran itu untuk keperluan para tahanan Palestina membeli makanan berbuka selama bulan puasa Ramadan.

Namun pihak Israel mengklaim bahwa para tahanan Palestina yang menolak tawaran dana tambahan itu, karena dianggap sebagai bentuk pelecehan terhadap tahanan Palestina. Otorita Palestina sendiri, sambung Issa, juga tidak diizinkan untuk menyediakan dana tambahan bagi tahanan selama Ramadan.

Sikap otorita penjara Israel menunjukkan makin memburuknya kondisi para tahanan Palestina. Petugas penjara zionis menyita buku-buku sekolah para tahanan Palestina dan melarang mereka menyaksikan siaran televisi berbahasa Arab. (aisyah/im)

Situasi keamanan di Irak yang tidak stabil sejak invasi AS menyebabkan jumlah pengungsi Palestina di Negeri 1001 Malam itu makin berkurang.

Sebelum invasi AS, jumlah pengungsi Palestina di Irak sekira 35.000 orang. Setelah invasi, jumlahnya menurun drastis menjadi 22.000 orang dan sekarang semakin jumlahnya semakin menyusut sekira 7.000 orang.

Meski jumlahnya makin berkurang, Duta Besar Palestina di Irak, Daleel Al-Qassous mengatakan, kondisi para pengungsi Palestina di Irak adalah yang terburuk dibandingkan kondisi pengungsi Palestina di negara lain.

Menurut Al-Qassous, para pengungsi Palestina sering mengalami serangan karena latar belakang mereka sebagai muslim Sunni dan karena dicurigai sebagai pendukung mantan penguasa Irak, Saddam Hussein.

Al-Qassous juga mengatakan, para pemimpin dari berbagai sekte di Irak sudah berusaha untuk meringankan kesulitan hidup para pengungsi Palestina. Ia juga secara pribadi sudah melakukan pertemuan dengan para pemuka Sunni dan Syiah di Irak dalam upaya menemukan solusi bagi krisis dan mengatasi serangan yang sering dialami para pengungsi Palestina di Irak.

“Saat ini, hanya ada 7.000 pengungsi Palestina di Irak. Mereka tinggal di kota At-Tweija, Al-Za’faraniya, Al-Doura dan Al-Hurriya. Para pengungsi itu hidup dalam kondisi yang sangat miskin karena biaya hidup yang tinggi dan tidak tersedianya lapangan pekerjaan,” kata Al-Qassous.

PBB, tambah Al-Qassous, sudah memberikan bantuan bagi para pengungsi Palestina itu, tapi kondisi para pengungsi masih sangat menyedihkan. Para pengungsi, selain hidup dalam garis kemiskinan, juga menjadi target serangan sejak invasi AS ke Irak tahun 2003 yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka. Ratusan pengungsi Palestina juga dilaporkan menjadi korban penculikan. (aisyah/im)

Rabu, 03/08/2011 08:00 WIB

KNRP – Badan bantuan PBB mengatakan bahwa Israel telah meningkatkan penghancuran rumah-rumah Palestina di Tepi Barat yang diduduki secara mengkhawatirkan pada kurun semester pertama tahun ini.

Badan PBB United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) yang menyediakan bantuan untuk pengungsi Palestina mengatakan, Selasa (2/8), bahwa pasukan Israel telah menghancurkan 356 bangunan dalam enam bulan pertama tahun 2011, sementara selama seluruh tahun 2010 Israel menghancurkan 594 rumah, demikian AFP melaporkan seperti dikutip presstv.

“Penghancuran oleh otoritas Israel di Tepi Barat telah meningkat secara mengkhawatirkan,” kata jurubicara UNRWA, Chris Gunness.

Penghancuran oleh Israel itu telah mengungsikan 700 orang dalam enam bulan pertama tahun ini, dibandingkan sepanjang tahun dimana Israel menghancurkan 594.

“Kebanyakan penghancuran itu telah ditargetkan terhadap warga Badui yang rentan dan masyarakat penggembala,” kata Gunness sembari menambahkan, “Dalam banyak kasus, perintah pembongkaran telah dikeluarkan untuk hampir seluruh masyarakat, meninggalkan komunitas ini menghadapi bahaya nyata dari kehancuran total.”

Penghancuran rumah terjadi di area yang luas, yang merupakan 60 persen dari Tepi Barat dan berada di bawah kendali Israel sepenuhnya, imbuh UNRWA.

“Ini berarti bahwa hampir mustahil bagi Palestina untuk memperoleh izin untuk pembangunan, sementara permukiman Israel menerima perlakuan istimewa dengan alokasi air dan tanah, dan persetujuan rencana pembangunan,” Gunness menjelaskan lebih lanjut.

Para pejabat badan PBB telah mencatat bahwa penghancuran rumah Palestina tampaknya terkonsentrasi di daerah yang tengah dipertimbangkan untuk perluasan pemukiman Israel.

“Sebagian besar yang mengganggu dari semua adalah hubungan yang jelas yang sekarang kita lihat antara ekspansi pemukiman dan penghancuran rumah dan hasilnya pemindahan paksa,” Gunness mengimbuhkan.

Pada bulan September 2010, rezim Israel melanjutkan perluasan permukiman di wilayah Palestina yang diduduki setelah pembekuan parsial selama 10 bulan, yang mendorong para pemimpin Otoritas Palestina untuk memutuskan pembicaraan dengan Tel Aviv.(milyas/presstv)
 

Negara-negara Timur Tengah mengumumkan awal bulan Ramadhan jatuh pada hari Senin (1/8). Otorita keagamaan di Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Yordania, Yaman, Maroko, Mesir, Qatar dan Sudan, termasuk Palestina adalah negara-negara yang akan memulai bulan suci Ramadhan pada hari Senin, dimana seluruh umat Islam akan menjalan ibadah puasa.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas secara resmi mengucapkan selamat menyambut bulan suci Ramadhan pada seluruh rakyat Palestina. Ia menghimbau semua organisasi baik sektor swasta maupun organisasi kemasyarakatan untuk berkomitmen untuk memberikan dukungan dan melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa membantu kaum duafa dan keluarga-keluarga di Palestina yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Kenaikan Harga

Sementara itu di Jalur Gaza, warga mengeluhkan harga-harga pangan yang merangkak naik menjelang bulan Ramadhan.

Warga Gaza yang secara sosial ekonomi sudah terpuruk akibat blokade zionis Israel mengatakan, harga daging ayam, buah-buahan dan sayuran di pasar bertambah mahal menjelang Ramadhan. Mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan keluarga karena harga-harga yang makin tak terjangkau.

Warga meminta lembaga-lembaga pemerintah untuk mengendalikan harga-harga di pasar dan mencegah para penjual untuk mempersulit para pelanggan.

Ketua Kamar Dagang di wilayah Gaza, Mahmoud Al-Yaziji sudah menghimbau para penjual untuk tidak menaikkan harga terlalu tinggi, karena situasi Gaza yang masih diblokade Israel sehingga barang-barang kehidupan sehari-sehari sulit didapat.

Ini adalah tahun kelima warga Gaza menyambut bulan suci Ramadhan dibawah blokade rezim zionis. Blokade yang menyebababkan angka pengangguran di Gaza meningkat tajam dan masih banyak warga Gaza yang masih menghadapi kesulitan hidup akibat serangan militer Israel ke Gaza tahun 2008 lalu.

Al-Yaziji berharap dunia internasional memenuhi tanggung jawab etika dan hukum terhadap warga Gaza, dengan segera membebaskan warga Gaza dari blokade zionis.

Bebaskan Tahanan

Menjelang Ramadhan keluarga-keluarga Palestina yang berafiliasi dengan Hamas mendesak Otorita Palestina untuk membebaskan anggota Hamas yang ditahan Otorita Palestina. Para keluarga itu, Sabtu (30/7), melakukan aksi duduk di kota Nablus, Tepi Barat untuk menuntut pembebasan anggota keluarga mereka.

Keluarga-keluarga Hamas itu membawa spanduk-spanduk bertuliskan tuntutan pembebasan tahanan tanpa syarat untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Mereka menyatakan, pembebasan tahanan merupakan masalah penting untuk terwujudnya rekonsiliasi antara Fatah-Hamas.

Anggota legislatif dari Hamas, Muna Mansur mengatakan, “Membebaskan para tahanan adalah hak dasar mereka dan satu-satunya cara bagi langkah maju rekonsiliasi rakyat Palesina.”

“Para tahanan selayaknya dibebaskan agar mereka bisa menikmati bulan suci Ramadhan bersama keluarga dan kerabat mereka,” tukas Mansur. (aisyah/mn)

Mahmud Aramin, warga Palestina dari Yerusalem, dipaksa untuk menghancurkan rumahnya sendiri pada hari Sabtu lalu untuk menghindari rumahnya dibongkar oleh pemerintah kota dan mendapatkan denda besar jika tidak membongkar rumahnya sendiri.

Kotamadya pendudukan Zionis memerintahkan pembongkaran rumah Aramin dengan dalih kurangnya perencanaan izin meskipun fakta bahwa kotamadya sudah memerintahkan Aramin untuk membayar denda uang yang tinggi karena tidak memiliki izin perencanaan yang ia bayar dengan melakukan angsuran setiap bulannya.

Tetangga Aramin dan aktivis hak asasi manusia yang menyaksikan pembongkaran berbicara bahwa ada luka fisiologis akibat pembongkaran rumah-rumah Palestina di Yerusalem di bawah rezim Israel dengan berbagai dalih, terutama ketika pemilik rumah diberikan ultimatum untuk menghancurkan rumah mereka sendiri sendiri atau kotamadya akan melakukan pembongkaran dan mengenakan biaya pembongkaran kepada pemilik rumah.

Banyak warga Palestina di Yerusalem terpaksa untuk membangun rumah baru atau membuat bangunan rumah tanpa izin perencanaan karena kebijakan pendudukan Israel di Yerusalem membuat hampir tidak mungkin bagi Palestina untuk mendapatkan izin perencanaan untuk membangun rumah mereka.(fq/pic)

Amman – PIP: Organisasi Perserikatan Bangsa Bangsa menegaskan pasukan penjajah Zionis Israel telah membunuh lebih dari 1300 bocah Palestina sejak awal tahun 2000 lalu. Demikian ditegaskan seorang pejabat PBB yang menangani kondisi HAM di wilayah Palestina terjajah, Richard Folk.

Folk mengatakan pasukan penjajah Zionis Israel telah membunuh 1335 bocah Palestina selama aksi militer langsung dan aksi-aksi penembakan sejak tahun 2000 sampai sekarang. Dia menyatakan 17 anak dari mereka terbunuh selama tahun 2010 lalu, saat mereka sedang mengumpulkan batu di daerah perbatasan di Jalur Gaza untuk membantu keluarga mereka membangun kembali rumah-rumah mereka, di tengah penolakan Israel untuk mengizinkan pasokan bahan bangunan ke Jalur Gaza yang diblokade.

Seperti dikutip kantor berita berbahasa Arab quds press saat melakukan konferensi pers di ibukota Yordania, Amman, Senin (2/5), Folk mengatakan otoritas penjajah Israel saat ini menawan sekitar 226 bocah Palestina di dalam penjara secara represif tanpa ada tuduhan atas mereka. Dia menyatakan entitas Zionis Israel salah satu penandatangan hukum kemanusiaan internasional yang tidak komitmen pada hukum tersebut dan terus melakukan berbagai tindakan tidak manusiasi terhadap anak-anak (Palestina) tanpa peduli dengan hukum tersebut.

Dalam konteks yang sama, pejabat PBB yang dilarang Israel masuk ke wilayah Palestina yang diduduki Zionis, ini menegaskan bahwa berlanjutnya blokade Gaza dan eskalasi kebijakan Zionis dan pelanggarannya, telah mengakibatkan merosotnya situasi HAM secara drastic pada kesehatan mental dan fisik anak-anak Palestina di Jalur Gaza.

Folk minta PBB agar melakukan upaya mendorong Israel agar komitmen dengan hukum internasional. Dia menilai ada kontradiksi dalam penerapkan hukum internasional pada pemerintahan Israel, yang berdampak pada diskriminasi rasis secara sistematis terhadap orang-orang Palestina. (asw)